ABU'S COMING HOME
Katakanlah ini sebuah curahan hati saya tentang seekor kucing bernama Abu Nawas. Sesuai seperti namanya
yang sepertinya sudah sering digunakan orang banyak, yaitu Abu, bulunya berwarna abu-abu dengan kombinasi putih di dadanya. Bulunya tidak panjang dan juga bukan yang lebat sekali, tapi memang wajahnya besar, pipinya lebar.
Abu adalah salah satu anggota di keluarga saya sejak tahun 2008. Saya dan teman sepertidakjelasan saya yang bernama Nanda menciptakan lagu untuk si kucing bogel ini tepat di tahun 2009. Kini lagunya sudah diaransir dan
menjadi lagu salah satu band bernama ORCA. Sempat tidak pulang selama 3-4 hari, dan pulang dalam keadaan dekil, benar-benar menghawatirkan saya. Kekhawatiran itu tak lama langsung menjadi lagu yang berjudul Abu’s Coming Home.
Sedikit bercerita ke belakang, Abu Nawas sering memanggil saya di jendela kamar saya setiap pagi, dan dia termasuk kucing yang nurut, walaupun cenderung sama saya saja. Tidak berontak saat mandi (tapi suaranya melengking menggema di dalam kamar mandi; saat Abu Nawas menemani saya streaming di komputer,
sering sekali.Tidak hanya itu, Abu menemani saya bertukar webcam dengan beberapa kerabat saya. Dia pun selalu naik ke perut si hitam putih alias piano, saat saya sedang bermain piano itu. Tidak spesial, tapi Abu-nya spesial untuk saya.
Sampai saat Abu Nawas sakit ginjal di tahun 2014, kami sekeluarga sempat bolak-balik rumah sakit hewan tempat Abu dirawat. Pada masa-masa itu saya
sedih tidak karuan, kebetulan saya juga tidak bisa ada di sebelahnya karena bekerja. Mengingat Abu yang tidak bawel lagi saat sakit benar-benar membuat saya susah tersenyum.
Saat Abu mulai kurus, saat Abu mulai tidak nafsu makan, saat Abu mulai pipis sembarangan karena dia sudah tidak bisa berjalan jauh.... dan malam
dimana kami sekeluarga memutuskan Abu untuk kembali dirawat di rumah sakit hewan seperti kata dokter, karena kondisinya menurun.
Siang-siang, telepon saya berdering dan dikabarkan bahwa Abu sudah meninggal dunia. Saya benci menahan tangis. Abu meninggal di rumah sakit hewan, sudah terbungkus kain saat mengambilnya di sana dan dikubur di rumah saya setelahnya.
Hal itu.... hal tidak ada di sisi Abu saat dia berpamitan, merupakan salah satu penyesalan terbesar dalam hidup saya.
Saya tahu semua manusia akan kehilangan, dan kehilangan itu tidak akan pernah jadi sesuatu yang menyenangkan.
Tidak percaya, 10 detik pertama;
Mulai sadar, 7 detik kemudian;
Cengeng, selanjutnya sampai kepala menjadi panas.
" Abu, kubuatkan lagu untukmu, yang kuyakin akan terus berkumandang baik di alam-mu, ataupun alam-ku yang sekarang. Saatu waktuku tiba,
kuharap kau sudah menungguku menyanyikan lagu tentangmu, di alam yang sama.. Love you Abu .."
--Danilla Riyadi
ABU'S COMING HOME
Katakanlah ini sebuah curahan hati saya tentang seekor kucing bernama Abu Nawas. Sesuai seperti namanya
yang sepertinya sudah sering digunakan orang banyak, yaitu Abu, bulunya berwarna abu-abu dengan kombinasi putih di dadanya. Bulunya tidak panjang dan juga bukan yang lebat sekali, tapi memang wajahnya besar, pipinya lebar.
Abu adalah salah satu anggota di keluarga saya sejak tahun 2008. Saya dan teman sepertidakjelasan saya yang bernama Nanda menciptakan lagu untuk si kucing bogel ini tepat di tahun 2009. Kini lagunya sudah diaransir dan
menjadi lagu salah satu band bernama ORCA. Sempat tidak pulang selama 3-4 hari, dan pulang dalam keadaan dekil, benar-benar menghawatirkan saya. Kekhawatiran itu tak lama langsung menjadi lagu yang berjudul Abu’s Coming Home.
Sedikit bercerita ke belakang, Abu Nawas sering memanggil saya di jendela kamar saya setiap pagi, dan dia termasuk kucing yang nurut, walaupun cenderung sama saya saja. Tidak berontak saat mandi (tapi suaranya melengking menggema di dalam kamar mandi; saat Abu Nawas menemani saya streaming di komputer,
sering sekali.Tidak hanya itu, Abu menemani saya bertukar webcam dengan beberapa kerabat saya. Dia pun selalu naik ke perut si hitam putih alias piano, saat saya sedang bermain piano itu. Tidak spesial, tapi Abu-nya spesial untuk saya.
Sampai saat Abu Nawas sakit ginjal di tahun 2014, kami sekeluarga sempat bolak-balik rumah sakit hewan tempat Abu dirawat. Pada masa-masa itu saya
sedih tidak karuan, kebetulan saya juga tidak bisa ada di sebelahnya karena bekerja. Mengingat Abu yang tidak bawel lagi saat sakit benar-benar membuat saya susah tersenyum.
Saat Abu mulai kurus, saat Abu mulai tidak nafsu makan, saat Abu mulai pipis sembarangan karena dia sudah tidak bisa berjalan jauh.... dan malam
dimana kami sekeluarga memutuskan Abu untuk kembali dirawat di rumah sakit hewan seperti kata dokter, karena kondisinya menurun.
Siang-siang, telepon saya berdering dan dikabarkan bahwa Abu sudah meninggal dunia. Saya benci menahan tangis. Abu meninggal di rumah sakit hewan, sudah terbungkus kain saat mengambilnya di sana dan dikubur di rumah saya setelahnya.
Hal itu.... hal tidak ada di sisi Abu saat dia berpamitan, merupakan salah satu penyesalan terbesar dalam hidup saya.
Saya tahu semua manusia akan kehilangan, dan kehilangan itu tidak akan pernah jadi sesuatu yang menyenangkan.
Tidak percaya, 10 detik pertama;
Mulai sadar, 7 detik kemudian;
Cengeng, selanjutnya sampai kepala menjadi panas.
" Abu, kubuatkan lagu untukmu, yang kuyakin akan terus berkumandang baik di alam-mu, ataupun alam-ku yang sekarang. Saatu waktuku tiba,
kuharap kau sudah menungguku menyanyikan lagu tentangmu, di alam yang sama.. Love you Abu .."
--Danilla Riyadi